LAPORAN PRAKTIKUM INVENTARISASI TEGAKAN SEBELUM PENEBANGAN (ITSP)
BAB I
PENDAHULUAN
Inventarisasi tegakan sebelum penebangan
(ITSP) merupakan kegiatan pencatatan, pengukuran dan penandaan pohon dalam
areal blok kerja tahunan dengan intensitas inventarisasi 100%. Kegiatan ITSP
ini untuk mencari data pohon initi, data pohon yang di lindungi, data pohon
yang akan dipanen, dan data kondisi areal kerja. Tujuan kegiatan ini adalah
untuk mengetahui data penyebaran pohon yang akan ditebang, meliputi komposisi
jenis, jumlah dan volume pohon.
Pengelolaan hutan secara lestrai
memerlukan data dan informasi actual mengenai kondisi hutan yang berkaitan
dengan tujuan dan rencana pengelolaan. Berbagai perangkat penilaian potensi
hutan telah banyak dikembangkan. Sistem pemantauan hutan nasional juga
dikembangkan secara berjenjang mulai dari tingkat nasional, tingkat unit
pengelolaan dan tingkat blok seperti inventarisasi tegakan sebelum penebangan.
Pohon inti merupakan pohon muda
komersial berdiameter 20 – 39 cm, berbatang dan bertajuk sehat tersebar merata.
Pohon yang dilindungi yaitu pohon – pohon penghasil buah, pohon langka, sarang
lebah madu untuk masyarakat sekitar hutan, pohon yang dianggap keramat dan
pohon yang termasuk kawasan lindung local. Pohon yang ditebang merupakan pohon
komersial berdiameter ≥ 40 cm dan tidak gerowong.
Informasi penting lainnya dari kegiatan
inventarisasi tegakan sebelum penebangan yaitu berupa titik ikat, jarak,
aksebilitas dan lain sebagainya. Peralatan dalam kegiatan ITSP harus dilengkapi
terlebih dahulu yang berupa peta, kompas, buku panduan, piben, haga meter,
parang, tali dan tally sheet. Penting untuk mempelajari inventarisasi sebelum
penebangan untuk mengetahui prosedur – prosedur yang akan digunakan nanti.
1.2.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu :
1. Mahasiswa
mampu menghitung potensi hutan per satuan luas meliputi pohon komersial yang
akan ditebang, pohon komersial yang tidak mungkin ditebang dan pohon
dilindungi.
2. Mahasiswa
mampu memetakan kordinat pohon (X, Y) untuk mendapatkan peta pohon.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ITSP
adalah kegiatan pencatatan, pengukuran dan penandaan pohon dalam areal blok
kerja tahunan dengan intesitas inventarisasi 100%. Data yang dicari berupa data
pohon inti yang meliputi jumlah, jenis serta diameter, data pohon yang dilindungi
berupa jumlah, jenis, diameter dan tinggi kemudian data pohon yang akan dipanen
berupa jumlah, jenis, diameter dan tinggi bebas cabang, serta data lokasi areal
kerja. Kegiatan ITSP ini bertujuan untuk mengetahui data penyebaran pohon yang
akan ditebang (Graha Sentosa, 2013).
Data jumlah pohon yang ada, khususnya unutk pohon inti
dan pohon yang dilindungi untuk merencanakan jumlah dan komposisi pohonyang
akan ditinggal dilapangan untuk merencanakan jumlah dan komposisi pohon yang
ditinggal dilapangan untuk dipelihara samapi rotasi tebang berikutnya.
Ketentuan umum pohon inti dipilih dari pohon – pohon jenis niagawi yang
berbatang dan bertajuk sehat dan tersebar merata pada seluruh bagian tegakan.
Penandaan pohon inti dan pohon yang akan ditebang serta pohon yang dilindungi
pada bagian pohon setinggi dada (Departemen Kehutanan, 1993).
Proses dalam pengelolaan hutan yaitu
pertama inventarisasi dalam pengertian komersial sering kali berarti penyiapan daftar yang menggambarkan secara
terperinci. Dalam pelaksanaan ITSP, pohon yang direncanakan akan ditebang
diberi penanda. Penanda ini berisi informasi tentang fungsi pohon, jenis pohon,
ukuran diameter, tinggi pohon bebas cabang dan posisi pohon (Cifor, 2001).
Inventarisasi tegakan sebelum
penebangan dimaksudkan untuk mengetahui keadaan penyebaran pohon dalam tegakan
yang meliputi jumlah dan komposisi jenis serta volume yang akan ditebang, serta
untuk mengetahui pohon inti dan pohon yang dilindungi. Pohon inti adalah pohon
muda jenis niagawi yang berdiameter 20-49 cm yang akan membentuk tegakan utama
untuk ditebang pada rotasi tebangan berikutnya(Departemen Kehutanan, 1999) .
Kegiatan ITSP ini dilakukan untuk
mengetahui data pohon inti, data pohon yang dilindungi, data pohon yang akan
dipanen, dan data kondisi areal kerja. Dari semua hal tersebut yang ingin
dicapai yaitu untuk mengetahui data penyebaran pohon yang akan ditebang dan
meliputi komposisi jenis, jumlah, dan volume pohon. Hasil inventarisasi sebelum
penebangan selanjutnya digunakan untuk menetapkan target produksi tanaman,
menentukan arah trase jalan, menentukan jumlah, kapasitas mesin, dan tenaga
kerja yang disiapkan serta serta untuk merencanakan jumlah dan komposisi jenis
pohon binaan/ pohon inti dan pohon yang dilindungi yang akan dipelihara (Santosa,
2011)
BAB III
METODOLOGI KERJA
Adapun
waktu dan tempat pelaksanaan pada praktikum kali ini yaitu:
Waktu :
10.20 WIB – selesai
Hari/Tanggal : Kamis/ 23 Maret 2017
Tempat : Laboratorium Kehutanan,
Universitas Muhammadiyah Malang
Adapun
alat dan bahan pada praktikum kali ini yaitu :
·
Alat
-
Peta kerja dengan skala 1 : 20.000
-
Kompas
-
Buku lapangan
-
Pengukur diameter pohon
-
Pengukur tinggi pohon
-
Parang
-
Tali denga ukuran 25 M
-
Kertas millimeter
-
Tabel isi pohon
-
Penanda pohon
-
Tally sheet
Adapun cara kerja pada
praktikum kali ini yaitu :
a. Persiapan
Kegiatan ITSP
ini memerlukan tenaga kerja sebanyak 11 orang.
-
Membagi regu kerja untuk survey topografi
dan ITSP
No
|
Untuk regu survey
topografi
|
Jumlah
|
1
|
Ketua regu (mencatat)
|
1
|
2
|
Kompas-man (mengukur
azimuth)
|
1
|
3
|
Helling-man (mengukur
slope)
|
1
|
4
|
Memasang patok
|
1
|
5
|
Menarik meteran
|
1
|
6
|
Pelebar perintisan
|
1 (*)
|
7
|
Pembantu umum
|
1
|
b. Mempesiapkan
peralatan
Adapun peralatan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Peta
kerja skala 1 : 20.000
b. Kompas
c. Buku
lapangan
d. Pengukur
diameter pohon
e. Pengukur
tinggi pohon
f. Parang
g. Tali
dengan ukuran 25 meter
h. Kertas
millimeter
i.
Tabel isi pohon
j.
Penanda pohon (cat merah & kuning)
k. Tally
sheet
c. Pelasanaan
kegiatan
Sebelum
regu cruising terjun ke lapangan perlu merlakukan perencanaan, menetapkan
lokasi kegiatan inventarisasi hutan pada peta kerja yang dilakukan oleh bagian
perencanaan, dan menentukan rencana lokasi blok dan petak tebangan yang akan
dilakukan kegiatan inventarisasi hutan pada petak kerja, pada petak kerja
cruising menentukan letak titik yang berdasarkan peta hasil penataan areal
kerja, menetapkan rencana jalur – jalur inventarisasi hutan dengan arah jalur
menyesuaikan dengan keadaan lapangan dan jumlah jalur yang disesuaikan dengan
intensitas cruising yaitu 100%.
Setelah
membuat blok selesai, lalu membuat lagi menjadi beberapa selection yang mana
setiap satu selection seluas 125 ha dan sekaligus mengukur setiap 100 meter
sebagai jalur pengamatan. Pada setiap sumbu jalur yang telah dibuat petak
pengamatan selebar 20 x 20 meter. Kemudian mengiventarisasi sepanjang jalur
tersebut dan mengamati jenis kayu, diameter, letak pohon, topografi lapangan
(jenis pohon komersial berdiameter 50 cm ke atas). Selanjutnya melaporkan ke
instansi kehutanan setempat.
Beberapa data penting yang perlu diperisapkan antara
lain :
a. Potret
udara
b. Peta
topografi skala 1 : 5.000 sampai 1 : 25.000
c. Peta
keadaan hutan skala 1 : 25.000 atau 1 : 50.000
d. Peta
tanah
e. Peta
geologi
f. Pedoman
dan peraturan pembukaan wilayah hutan (PWH)
g. Biaya
pembuatan jalan
h. Biaya
pemanenan kayu
i.
Rencana manajemen hutan dan lain – lain
Dengan
dasar laporan hasil cruising (LHC) perusahaan menyusun usulan rencana karya
tahunan (URKT). Menyerahkan kepada dinas kehutanan untuk dinilai dan
selanjutnya diteruskan kepada direkriat jendral kehutanan guna mendapatkan
penilaian dan pengesahan ini, usulan rencana karya tahunan (URKT) berubah
menjadi rencana karya tahunan (RKT).
BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
Tabel Petak Ukur I (Tingkat Pohon
dan Pohon Inti)
No
|
Nama Pohon
|
Diameter
|
Tinggi
|
LBDS
|
Volume
|
1
|
Pasang putih
|
0,642984
|
22
|
0,324541
|
7,139908
|
2
|
Pasang merah
|
0,286479
|
18
|
0,064425
|
1,159654
|
3
|
Endog – endogan
|
0,127324
|
9
|
0,012725
|
0,114533
|
4
|
Pasang putih
|
0,458366
|
20
|
0,164928
|
3,298560
|
5
|
Pasang putih
|
0,254648
|
21
|
0,050903
|
1,068963
|
6
|
Tinggan
|
0,181427
|
12
|
0,025838
|
0,310066
|
7
|
Pasang merah
|
0,394704
|
11
|
0,122296
|
1,345257
|
8
|
Pasang merah
|
0,120958
|
9
|
0,011485
|
0,103366
|
9
|
Pasang merah
|
0,178274
|
10,2
|
0,024948
|
0,254475
|
10
|
Pasang merah
|
0,178254
|
19
|
0,024942
|
0,473916
|
11
|
Pasang merah
|
0,413803
|
18
|
0,134417
|
2,419521
|
12
|
Pasang merah
|
0,206901
|
11
|
0,033604
|
0,369647
|
Total
|
3,437
|
180,2
|
1,0980
|
18,057
|
Tabel Petak Ukur I Tingkat Tiang 10 x 10
No
|
Nama Pohon
|
Diameter
|
Tinggi
|
LBDS
|
Volume
|
1
|
Pasang putih
|
0,117
|
9
|
O,106
|
0,954
|
2
|
Pasang putih
|
0,216
|
4
|
0,036
|
0,144
|
3
|
Pasang putih
|
0,095
|
6,5
|
0,007
|
0,045
|
4
|
Pasang merah
|
0,576
|
8
|
0,259
|
2,072
|
5
|
Pasang putih
|
0,436
|
7,5
|
0,149
|
1,117
|
6
|
Pasang putih
|
0,216
|
7,5
|
0,036
|
0,27
|
Total
|
1,169
|
39
|
0,34
|
1,207
|
Tabel Petak Ukur II (Tingkat Pohon dan Pohon Inti)
No
|
Nama Pohon
|
Diameter
|
Tinggi
|
LBDS
|
Volume
|
1
|
Tinggan
|
0,305577
|
11
|
0,073300
|
0,8063
|
2
|
Pasang merah
|
0,114592
|
17,5
|
0,010307
|
0,180372
|
3
|
Pasang merah
|
0,378789
|
17,5
|
0,112632
|
1,948533
|
4
|
Pasang merah
|
0,206901
|
9,5
|
0,33604
|
0,319238
|
5
|
Tinggan
|
0,124141
|
7
|
0,012096
|
0,084686
|
6
|
Pasang merah
|
0,251465
|
20
|
0,012209
|
0,24812
|
7
|
Pasang putih
|
0,614493
|
23
|
0,296416
|
6,817568
|
Total
|
1,9955
|
105,3
|
0,2528
|
10,4045
|
Tabel Petak Ukur II (Tingkat Tiang 10 x 10 m)
No
|
Nama Pohon
|
Diameter
|
Tinggi
|
LBDS
|
Volume
|
1
|
Pasang putih
|
0,216
|
12
|
0,036
|
0,432
|
Total
|
0,216
|
12
|
0,036
|
0,432
|
Gambar
letak pohon PU I
Praktikum kali
ini yaitu membahas tentang inventarisasi tegakan sebelum penebangan (ITSP).
Dari data pengamatan yang sudah dilakukan diketahui bahwa pada petak 1, petak
ukur 20 x 20 meter pohon yang siap ditebang terdapat sejumlah 4 pohon yaitu 2
pohon pasang putih, dan 2 pohon pasang merah. Hal ini karna ke empat pohon
tersebut mempunyai diameter lebih dari 30 cm. syarat dari ITSP yaitu pohon yang
dapat ditebang yaitu pohon yang berdiameter lebih dari 30 cm. selain pohon
tersebut tidak boleh ditebang karna diameternya masih kurang dari 30 cm,
sehingga perlu dilakukan perawatan pada pohon yang berdiameter kurang dari 30
cm agar bisa ditebang pada periode berikutnya.
Pada petak 2
diperoleh bahwa pohon yang dapat ditebang hanya ada tiga pohon dari total 7
pohon yang ada. Ketiga pohon tersebut sudah berdiameter lebih dari 30 cm dan
selain 3 pohon tersebut diameternya masih kurang dari 30 cm dan perlu dilakukan
perawatan agar bisa dipanen pada tahun berikutnya.
Pada petak 1,
petak ukur 20 x 20 meter volume pohon yang paling besar yaitu pada pohon pasang
putih, volume pohonnya yaitu 7,139 M3 dan tertinggi volumenya
diantara pohon yang lain. Pohon ini memiliki volume paling tinggi karena
diameternya dan tinggi lebih dari yang lainnya yaitu diameternya 0,642 M dan
tingginya 22 M. Volume terkecil yaitu pohon pasang merah yaitu bervolume 0,103
M3, pada pohon ini diameter dan tingginya hanya 0,120 M dan 9 M.
Bedanya volume ini dikarenakan pohon pasang putih mempunyai tempat tumbuh bagus
dan mendapat sinar matahari sedangkan pohon pasang merah tumbuh pada areal
lahan yang miring dan mendapat sinar matahari sedikit.
Pada petak ukur
10 x 10 meter pohon yang memiliki volume paling tinggi yaitu pasang putih
volumenya 0,583 M3 hal ini dikarenakan diameter pohon ini yaitu
0,117 M dan tingginya 7,5 M. Pohon yang ada pada petak 10 x 10 meter ini yaitu
pohon niagawi yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, oleh karna itu memerlukan
pemeliharaan agar bisa ditebang dengan bagus dan mahal.
Pada petak 2,
petak ukur 20 x 20 meter volume paling besar yaitu pasang merah volumenya 1,948
M3. Ini dikarenakan diameter dan tingginya paling tinggi disbanding
dengan pohon yang lain, yaitu diameternya 0,206 M dan tingginya yaitu 9,5 M.
Sedangkan pada petak ukur 10 x 10 M perlu dilakukan perawatan agar bisa
ditebang dengan hasil yang bagus.
Pohon init yang
terdapat pada dua petak tersebut yaitu pasang putih. Kenapa bisa disebut
sebagai pohon inti karena pohon tersebut mempunyai volume paling tinggi dan
mempunyai penampakan paling bagus. Selain itu pohon inti juga mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi karna berpenampakan bagus.
Berdasarkan data
praktikum yang telah dilakukan, pada PU 1 dan PU 2 memiliki potensi volume
tegakan yang siap ditebang sebesar 18,057 M3 pada petak ukur 1 dan
10,4045 M3 pada petak ukur 2. Kegiatan ITSP ini bertujuan untuk
mengetahui potensi tegakan yang dapat ditebang pada rotasi tebang berikutnya.
Perawatan yang
perlu dilakukan yaitu berupa pemusnahan tumbuhan liar yang dapat mengganggu
pertumbuhan pohon niagawi, ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas batang
agar memiliki kualitas yang bagus pada saat waktu penebangan. Dari data yang
diperoleh total potensi volume kayu adalah sebesar 28,4615 M3 dari
400 M2 pada kedua petak.
BAB V
PENUTUP
Adapun
kesimpulan untuk praktikum kali ini yaitu :
1. Pada
petak 1, petak ukur 20 x 20 meter pohon yang dapat ditebang yaitu 4 pohon.
2. Pada
petak 2, petak ukur 20 x 20 meter pohon yang dapat ditebang yaitu 3 pohon.
3. Volume
tertinggi pada petak 1 yaitu pasang putiih dengan 7,139 M3.
4. Petak
ukur 1, petak 10 x 10 pohon yang memiliki volume paling tinggi yaitu pasang
putih yaitu 0,583 M3.
5. Volume
tertinggi pada petak 2, petak ukuran 20 x 20 meter volume tertinggi yaitu
pasang merah volumenya 1,948 M3.
6. Pada
petak 2, 10 x 10 pohon dengan volume tertinggi yaitu pasang putih volumenya
0,216 M3.
7. Pada
pohon yang tidak ditebang diperlukan pemeliharaan agar dapat ditebang pada masa
tebang periode berikutnya.
8. Pohon
inti pada petak 1 dan 2 yaitu pohon pasang putih.
9. Total
potensi pada petak 1 sebesar 18.057 dan pada petak 2 sebesar 18,057.
10. Perawatan
berupa pemusnahan tumbuhan liar untuk meningkatkan kualitas pohon niagawi.
5.2. Saran
Adapun
saran untuk praktikum kali ini yaitu agar pelaksanaan praktikum lebih diawasi
lagi agar pemahaman praktikan lebih meningkat mengenai materi praktikum yang
dilakukan.
Cifor. 2001. Pedoman RIL. Online, http://www.adeizforest.blogspot.com.
Diakses tanggal 23 Maret 2017.
Departemen Kehutanan.
1993. Pedoman Tebang Pilih Tanam
Indonesia. Online, http://www.adeizforest.blogspot.com.
Diakses tanggal 23 Maret 2017.
Departemen
Kehutanan.1999.Panduan Kehutanan
Indonesia.Koperasi Karyawan. Departemen Kehutanan dan
Perkebunan.Jakarta
Graha Sentosa. 2013. Kamus Kehutanan. Online, http://www.Grahasentoa.blogspot.com.
Diakses tanggal 23 Maret 2017.
Santosa. Gunawan. 2011.
Materi PKL Manajemen Pemanfaatan Hasil Hutan di IUPHHK-HA. Departemen
Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Comments
Post a Comment