Paper Tentang Masalah dan Tujuan Ekonomi
PAPER KELOMPOK
TENTANG
MASALAH DAN
TUJUAN EKONOMI
Disusun Oleh
1.
Naufal Akbar Hartono (201410320311034)
2.
Samsul Arifin (201410320311007)
3.
Zainal Abidin (201410320311045)
JURUSAN
KEHUTANAN
FAKULTAS
PERTANIAN – PETERNAKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah
mempermudah hamba-Nya dalam menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan.Tanpa pertolongan-Nya jelas kami tidak dapak menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Makalah ini disusun supaya pembaca
mampu mengetahui seberapa besar masalah dan tujuan ekonomimterhadap
perkembangan ekonomi.Makalah ini kami sajikan berdasarkan pengamatan yang kami
kutip dari beberapa sumber.Makalah ini disusun juga dalam rangka memenuhi tugas
Pengantar Ilmu Ekonomi semester II.
Penyusun juga mengucapkan terima
kasih kepada bapak dosen pembimbing yang telah banyak membantu kami agar dapat
menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca.Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan.Penyusun mohon untuk saran beserta kritiknya.Terimakasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan
mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara
berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang tidak
akan bisa maju selama balum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsanya.
Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan
yang mapan.Dengan sistem pendidikan yang matang, memungkinkan kita untuk
berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
Masalah perekonomian Indonesia akhir-akhir ini
semakin menghangat, dan banyak ahli ekonomi kita semakin pesimis dengan program
pemulihan ekonomi Indonesia dapat tercapai dalam waktu dekat.Maka dengan ini
kami membahas tentang masalah dan tujuan Ekonomi terutama di Negara Indonesia
ini.
Interaksi ekonomi suatu Negara banyak pula
diwujudkan dalam perdagangan internasional dan kerja sama ekonomi intenasional.
Tidak heran, Negara Indonesia banyak menerimaq bantuan dari luar negeri,
terutama saat krisis.
2. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini yaitu Masalah dan
Tujuan Ekonomi terkait dengan pelaksanaan program pemerintah untuk memperbaiki
masalah ekonomi di Indonesia terhadap pelaksanaan program tersebut. Berkaitan
dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat kami identifikasikan sebagai
berikut :
1. Bagaimana
peran pemerintah terhadap pelaksanaan program masalah ekonomi di Indonesia ?
2. Bagaimana
cara pemerintah mengatasi atau meningkatkan perekonomian di Indonesia?
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah
tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Bagaimana deskripsi pemerintah
terhadap pelaksanaan program perekonomian di Indonesia?
2.
Bagaimana deskripsi cara supaya
persoalan masalah ekonomi di Indonesia teratasi?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Masalah Ekonomi
Pada mulanya teori hadir untuk mengidentifikasi
masalah-masalah ekonomi yang sebenarnya dihadapi oleh manusia di
kehidupannya.Dengan demikian melalui pendekatan secara umum ada dua buah teori
yang mencoba untuk menjelaskan dan menyelesaikan Masalah Ekonomi, yaitu pertama
adalah pokok Masalah Ekonomi yang bersifat klasik dan kedua adalah yang
bersifat modern.
a. Masalah Ekonomi Klasik
Bahan
utama dalam Masalah Ekonomi ini adalah mengenai bahasan teori ekonomi klasik.Teori
ini menyatakan bahwa sesuai dengan pemikiran Adam Smith, David Ricardo, dan
Jhon Stuart Mill yang lebih menonjol serta menampakkan diri pada pemikiran
ekonomi. Teori ekonomi klasik dapat menunjukkan dan melihat betapa pentingnya
masalah ekonomi yang berperan sebagai kesatuan dari proses produksi, distribusi
dan konsumsi demi kemakmuran masyarakat. Maka dalam hal ini akan sangat perlu
untuk mengedepankan mengenai kekuatan pasar sehingga turut menolak adanya
campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi.
Masalah
Ekonomi klasik merupakan Masalah Ekonomi yang dapat digambarkan dari pandangan
yang sederhana. Pada hakikatnya bahwa pemikiran ini berguna pada satu hal
saja yaitu yang berkaitan mewujudkan kemakmuran (kesejahteraan). Dengan
menyelesaikan masalah ini merupakan cara untuk melakukan yang dianggap sangat
perlu dalam mencapai kesejahteraan. Yang dikatakan kesejahteraan atau
kemakmuran disini adalah situasi dan keadaan dimana semua barang atau jasa yang
diperlukan oleh manusia telah ada disiapkan. Adapun aspek permasalahan dalam
ekonomi klasik adalah sebagai berikut :
1) Produksi
Pada
permasalahan ini merupakan permasalahan yang dianggap sebagai cara untuk
memproduksi barang dan jasa yang akan dibutuhkan oleh masyarakat.
2) Distribusi
Masalah
distribusi ini memiliki posisi dengan bagaimana benda-benda pemuas kebutuhan
itu dapat sampai dengan pihak konsumen yang membutuhkan.Dengan demikian telah
diketahui bahwa jika barang dan jasa yang tak dapat sampai di pihak konsumen
secara tepat maka nilai gunanya itu tidak ada dan juga pemuas kebutuhan pun
tidak dapat diperoleh.
3) Konsumsi
Masalah
konsumsi ini mengandung masalah-masalah yang yang membahas tentang apa yang
menjadi alat pemuas kebutuhan masyarakat itu diproduksi sebagai alat yang
memang dapat digunakan oleh pihak konsumen. Dengan demikian barang atau jasa
yang diproduksi oleh masyarakat pun harus merupakan barang dan jasa yang tepat
, maksudnya disini adalah barang dan jasa yang memang sebenarnya dibutuhkan dan
mampu dibeli oleh pihak konsumen.
b. Masalah Ekonomi Modern
Masalahan
ekonomi modern ini mencakup pada pilihan dan kelangkaan. Yang dimaksud dengan
kelangkaan merupakan penyebab yang dilakukan oleh suatu pilihan ataupun
sebaliknya sehingga hadir empat pertanyaan yang mendasar yaitu mengenai What,
How, Who, dan For whom. Meskipun setiap masyarakat mengalami dan menghadapi
sebuah pertanyaan yang sama, tetapi cara mengatasinya itu berbeda. Perbedaan
inilah yang akan menghadirkan beberapa sistem ekonomi. Maka dengan ini dapat
didefinisikan menjadi empat masalah fundamental dalam perekonomian yang telah
dialami oleh setiap masyarakat , yaitu:
·
What ( Apa )
Barang dan jasa yang
akan diproduksi itu harus ditentukan dalam jumlah berapa. Dengan demikian
dari sekian banyak barang dan jasa harus ada pilihannya bahwa yang manakah
harus dipilih untuk diproduksi. Dengan munculnya sebuah keputusan produksi maka
tidak ada lagi hanya berperan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tetapi
juga sebagai penghasil laba maksimum atau keuntungan yang mencapai titik
keoptimalan.
·
How ( Bagaimana )
Dengan adanya kata ini
maka hadir beberapa pertanyaan yang berada di lingkungan ekonomi yaitu
bagaimana cara yang akan dilakukan untuk proses produksi ? Apakah ini
memunculkan keuntungan yang begitu besar ?atau Apakah jika terdapat barang
modal yang berupa bangunan akan dijadikan sebagai kantor ataupun gudang /pabrik
?
Dengan demikian
pertanyaan-pertanyaan ini senantiasa harus dituntaskan dan dijelaskan dengan
bijak. Bahwa ketika melakukan kesalahan dalam produksi maka akan berdampak pada
kerugian, tak ketinggalan juga mengenai kelebihan ataupun kekurangan produksi
pun dapat mengakibatkan kerugian.Hal inilah yang disebabkan karena aktivitas-aktivitas
produksi membutuhkan biaya/anggaran.
·
Who (Siapa)
Siapa ini adalah pelaku
produksi , maka ketika itu ada banyak pihak yang dapat melakukan produksi
misalnya saja pemerintah, swasta (pengusaha), atau koperasi. Inilah merupakan
salah satu bentuk modernisasi , yaitu spesialisasi. Yang dimaksud dengan
spesialisasi ini yaitu berarti setiap pihak memiliki suatu kemampuan dan
keahlian ataupun keterampilan yang khusus.Maka melalui berbagai pertimbangan
yang berkaitan pada pelaku produksi ini merupakan hal yang sangat penting dan
turut peka di lingkungan masyarakat karena setiap pihak memiliki kelebihan atau
nilai tambah dalam memproduksi yang lebih baik.
·
For whom (untuk siapa)
Yang dimaksud dengan
untuk siapa bahwa yang berkenaan pada barang yang di produksi itu apakah untuk
segmen pasar ataukah untuk pihak masyarakat umum.
2.
Tujuan Ekonomi
Wannacott dan Wannacott mengemukakan 5 tujuan
ekonomi, yaitu Employment tinggi, Stabilitas harga, efisiensi, distribusi
pendapatan yang adil (equitable), dan pertumbuhan (growth).
Tujuan pertama, Mencapai employment yang
tinggi.Pengangguran (unemployment) merupakan masalah utama di seluruh
dunia.Selain itu setengah pengangguran (partial unemployment) tidak hanya
memotong kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan
kemasyarakatan, tetapi juga menurunkan derajat dan nilai kehidupan masyarakat
serta penganguran tidak kentara (disguised unemployment) yang terlihat dalam
pertanian. Proses produksi pertanian
banyak dijumpai orang yang bekerja, tetapi masih dalam sifat
subsistensinya. Menurut sensus penduduk,
jumlah pengangguran di Indonesia masih diatas 8 % dari seluruh angkatan
kerja.Dari jumlah tersebut, hampir 50 % adalah lulusan SMA.
Tujuan kedua, stabilitas harga. Lawan stabilitas harga adalah inflasi maupun
deflasi atau naik turunnya harga tanpa terkendali.Reaksi kenaikan harga
berbeda-beda. Produsen lebih menyukai
membuat barang dan kemudian menjualnya dengan harga yang tinggi. Konsumen lebih menyukai harga barang
rendah.Secara umum kenaikan harga yang lunak > 5 % per tahun dianggap tidak
membahayakan.Karena itu pemerintah bertujuan melunakkan kenaikan harga dengan
bermacam jalan.Di negara dengan sistem perencanaan terpusat harga ditetapkan
oleh pemerintah, di negara yang menganut system pasar bebas dengan kekuatan
supply dan demand.
Tujuan ketiga, efisiensi, yang artinya perbandingan
antara input dengan output, antara sumber dangan hasil. Efisiensi yang diinginkan adalah mencapai
hasil yang tinggi dengan korbanan seminimal mungkin. Proses produksi yang tidak efisien apabila
dengan sejumlah input masih mempunyai peluang untuk memberikan hasil yang lebih
tinggi. Efisiensi bukan berarti
pengeksplotasian manusia, yaitu memeras sesama manusia untuk memperoleh hasil
yang tinggi, mungkin saja proses produksi kurang efisien terletak manajemennya.
Tujuan keempat, distribusi pendapatan yang
adil.Definisi tujuan keempat sulit ditegaskan, yaitu kecenderungan untuk
bergerak ke arah pendapatan yang merata, tapi tidak sampai kepada merata betul,
hanya mendekati saja. Contoh distribusi
tidak merata adalah terlihat jurang pemisah kaya dan miskin, dilain pihak
banyak orang tidak mampu makan dan lain-lainnya dipihak lain hidup dengan
kemewahan. Coba saudara berikan
contoh-contoh lain di pedesaan dan perkotaaan.
Batas kemiskinan absolut bermacam-macam, ada yang
mengatakan US 75 per tahun.Prof Sajogyo mengatakan batas miskin sekali adalah
pendapatan yang setara 240 kg nilai tukar beras per orang per tahun di pedesaan
dan 50 % lebih di perkotaan.
Dalam islam Islam memiliki seperangkat tujuan dan
nilai yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk didalamnya urusan
sosial, politik dan ekonomi. Dalam hal ini tujuan Islam (Maqasid al-Syar’i)
pada dasarnya ingin mewujudkan kebaikan hidup di dunia dan akhirat.10 Dalam pada itu, permasalahan ekonomi
yang merupakan bagian dari permasalahan yang mendapatkan perhatian dalam ajaran
Islam, tentu memiliki tujan yang sama yakni tercapainya maslahah di dunia dan
akhirat.
Beberapa pemikiran tokoh Islam mengenai tujuan dari ekonomi Islam dapat dijabarkan dalam uraian sebagai berikut. Dr. Muhammad Rawasi Qal’aji dalam bukunya yang berjudul Mabahis Fil Iqtishad Al-Islamiyah menyatakan bahwa tujuan ekonomi Islam pada dasarnya dapat dijabarkan dalam 3 hal, yakni :
Beberapa pemikiran tokoh Islam mengenai tujuan dari ekonomi Islam dapat dijabarkan dalam uraian sebagai berikut. Dr. Muhammad Rawasi Qal’aji dalam bukunya yang berjudul Mabahis Fil Iqtishad Al-Islamiyah menyatakan bahwa tujuan ekonomi Islam pada dasarnya dapat dijabarkan dalam 3 hal, yakni :
·
Mewujudkan pertumbuhan ekonomi dalam
Negara
Pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang bersifat fundamental, sebab dengan pertumbuhan ekonomi negara dapat melakukan pembangunan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam rangka menumbuhkan pertumbuhan ekonomi dalam Negara adalah dengan jalan mendatangkan investasi. Berbicara tentang pembangunan, Islam memiliki konsep pembangunan tersendiri yang di ilhami dari nilai-nilai dalam ajaran Islam. Dalam hal ini konsep pembangunan ekonomi yang ditawarkan oleh Islam adalah konsep pembangunan yang didasarkan pada landasan filosofis yang terdiri atas tauhid, rububiyah, khilafah dan tazkiyah.
Pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang bersifat fundamental, sebab dengan pertumbuhan ekonomi negara dapat melakukan pembangunan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam rangka menumbuhkan pertumbuhan ekonomi dalam Negara adalah dengan jalan mendatangkan investasi. Berbicara tentang pembangunan, Islam memiliki konsep pembangunan tersendiri yang di ilhami dari nilai-nilai dalam ajaran Islam. Dalam hal ini konsep pembangunan ekonomi yang ditawarkan oleh Islam adalah konsep pembangunan yang didasarkan pada landasan filosofis yang terdiri atas tauhid, rububiyah, khilafah dan tazkiyah.
·
Mewujudkan kesejahteraan manusia
Terpenuhinya kebutuhan pokok manusia dalam pandangan Islam sama pentingnya dengan kesejahteraan manusia sebagai upaya peningkatan spiritual. Oleh sebab itu, konsep kesejahteraan dalam Islam bukan hanya berorientasi pada terpenuhinya kebutuhan material-duniawi, melainkan juga berorientasi pada terpenuhinya kesejahteraan spiritual-ukhrowi.
Terpenuhinya kebutuhan pokok manusia dalam pandangan Islam sama pentingnya dengan kesejahteraan manusia sebagai upaya peningkatan spiritual. Oleh sebab itu, konsep kesejahteraan dalam Islam bukan hanya berorientasi pada terpenuhinya kebutuhan material-duniawi, melainkan juga berorientasi pada terpenuhinya kesejahteraan spiritual-ukhrowi.
·
Pemenuhan kebutuhan pokok material manusia
dengan cukup.
Bagi Islam, kesejahteraan manusia hanya akan dapat terwujud manakala sendi-sendi kehidupan ditegakkan di atas nilai-nilai keadilan. Dalam hal ini, konsep keadilan dalam ekonomi Islam bermakna 2 hal yakni :11
Bentuk keseimbangan dan porsi yang harus dipertahankan di antara masyarakat dengan mengindahkan hak-hak setiap manusia.
Bagian yang menjadi hak setiap manusia dengan penuh kesadaran harus diberikan kepadanya. Dalam hal ini, yang di tuntut ekonomi Islam adalah keseimbangan dan porsi yang tepat bukan persamaan.
Oleh karena itu , konsep kesejahteraan dalam Islam yang di atas dikatakan sebagai upaya untuk menselaraskan kepentingan dunia dan akhirat merupakan ciri pokok tujuan ekonomi Islam yang sekaligus di sisi lain membedakan konsep kesejahteraan ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lain seperti kapitalisme yang berorientasi pada materialisme individual dan sosialisme yang berorientasi pada materialisme kolektif.
Bagi Islam, kesejahteraan manusia hanya akan dapat terwujud manakala sendi-sendi kehidupan ditegakkan di atas nilai-nilai keadilan. Dalam hal ini, konsep keadilan dalam ekonomi Islam bermakna 2 hal yakni :11
Bentuk keseimbangan dan porsi yang harus dipertahankan di antara masyarakat dengan mengindahkan hak-hak setiap manusia.
Bagian yang menjadi hak setiap manusia dengan penuh kesadaran harus diberikan kepadanya. Dalam hal ini, yang di tuntut ekonomi Islam adalah keseimbangan dan porsi yang tepat bukan persamaan.
Oleh karena itu , konsep kesejahteraan dalam Islam yang di atas dikatakan sebagai upaya untuk menselaraskan kepentingan dunia dan akhirat merupakan ciri pokok tujuan ekonomi Islam yang sekaligus di sisi lain membedakan konsep kesejahteraan ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lain seperti kapitalisme yang berorientasi pada materialisme individual dan sosialisme yang berorientasi pada materialisme kolektif.
·
Mewujudkan sistem distribusi kekayaan yang adil
Dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang sudah menjadi ketentuan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan dan kecakapan yang berbeda-beda. Namun demikian perbedaan tersebut tidaklah dibenarkan menjadi sebuah alat untuk mengekspliotasi kelompok lain. Dalam hal ini kehadiran ekonomi Islam bertujuan membangun mekanisme distribusi kekayaan yang adil ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, Islam sangat melarang praktek penimbunan (ikhtikar) dan monopoli sumber daya alam di sekolompok masyarakat.
Konsep distribusi kekayaan yang ditawarkan oleh ekonomi Islam dalam hal ini antara lain dengan cara :
Dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang sudah menjadi ketentuan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan dan kecakapan yang berbeda-beda. Namun demikian perbedaan tersebut tidaklah dibenarkan menjadi sebuah alat untuk mengekspliotasi kelompok lain. Dalam hal ini kehadiran ekonomi Islam bertujuan membangun mekanisme distribusi kekayaan yang adil ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, Islam sangat melarang praktek penimbunan (ikhtikar) dan monopoli sumber daya alam di sekolompok masyarakat.
Konsep distribusi kekayaan yang ditawarkan oleh ekonomi Islam dalam hal ini antara lain dengan cara :
·
Menciptakan keseimbangan ekonomi dalam
masyarakat.
Keseimbangan ekonomi hanya akan dapat terwujud manakala kekayaan tidak berputar di sekelompok masyarakat. Oleh karena itu, dalam rangka menciptakan keseimbangan ekonomi, Islam memerintahkan sirkulasi kekayaan haruslah merata tidak boleh hanya berputar di sekelompok kecil masyarakat saja.
Keseimbangan ekonomi hanya akan dapat terwujud manakala kekayaan tidak berputar di sekelompok masyarakat. Oleh karena itu, dalam rangka menciptakan keseimbangan ekonomi, Islam memerintahkan sirkulasi kekayaan haruslah merata tidak boleh hanya berputar di sekelompok kecil masyarakat saja.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masalah Utama Perekonomian
1. Pertumbuhan Ekonomi
2. Ketidakstabilan Perkembangan Ekonomi
3. Pengangguran .
4. Inflasi .
5. Ketidakseimbangan Neraca Perdagangan dan
Pembayaran
1. sumber
daya manusia
2. jumlah tenaga kerja (kurang)
3. restruktur
perusahaan
4. masalah
globalisasi ekonomi
5. masuknya produk Negara berkembang ke
negra maju
6. perpindahan
investasi dari Negara maju ke Negara berkembang
7. krisis
ekonomiu di Negara berkembang
8. masalah hidup
Tujuan ekonomi yang didambakan
1.
Pertumbuhan Ekonomi
2.
Efisiensi
ekonomi (manfaat maksimum).
3.
Kesempatan
kerja penuh
4.
Stabilitas
tingkat harga
5.
Kebebasan
ekonomi.
6.
Distribusi
pendapatan yang adil (an Equitable Distribution of Income)
7.
Kepastian
ekonomi
8.
Neraca
perdagangan (Balance of Trade)
Kebijakan ekonomi
a. Arah Kebijakan dan Sasaran Ekonomi
Makro
1. Pertumbuhan
Ekonomi dan Kebutuhan Investasi
2. Stabilitas
Ekonomi
3. Pengangguran
dan Kemiskinan
b. arah kebijakan Inflasi
- Kebijakan Moneter
- Kebijakan Fiskal
- Kebijakan Nonmoneter (Kebijakan Riil)
DAFTAR PUSTAKA
·
Anief,
Moh. 2000.”Buku pintar bahasa indonesia.Yogyakarta” : Gadjah Mada
University Press.
·
Boediono.
(1990), “Ekonomi mikro”, Yogyakarta: BPFE
·
Sukirno,
Sadono, (1985). “Ekonomi pembangunan: proses, masalah, dan dasar
kebijaksanaan”. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Comments
Post a Comment