PERBENIHAN TANAMAN HUTAN DI KBS PINUS RPH SUMBER JATI KPH JEMBER


Hasil gambar untuk kbs pinus jemberHalo sahabat semua, para rimbawan di tanah air tercinta terimakasih telah mampir haha..... Sebelumnya saya sudah membagikan tentang Evaluasi Kesesuaian Lahan Jati Kali ini saya akan membagikan pengalaman dan sedikit ilmu yang saya dapatkan di perkuliaan saya. semoga memberikan manfaat bagi kawan para sahabat semua. Semua isi dari pembahasan perbenihan ini saya dapatkan ketika fieldtrip di RPH Sumber Jati, BKPH Sempolan Kabupaten Jember. 



LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
SILVIKULTUR HUTAN TANAMAN
TENTANG
PERBENIHAN TANAMAN HUTAN
DI KBS PINUS RPH SUMBER JATI KPH JEMBER




Oleh:
Zainal Abidin                         201410320311045



LABORATORIUM KEHUTANAN
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016




KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir silvikultur hutan tanaman tentang Perbenihan Tanaman Hutan ini dengan tepat waktu.
Laporan resmi ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan resmi ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Malang, Desember 2016


Penyusun


BAB I

PENDAHULUAN


Mekanisme daur hidup setiap jenis tanaman selalu diawali dengan perbanihan. Penyediaan benih yang bermutu di bidang kehutanan sangatlah penting guna mendapatkan tanaman yang bermutu tinggi. Namun dewasa ini penyediaan benih yang bermutu tinggi dan baik masih menjadi permasalahan karena masih minimnya penguasaan mengenai teknik pemuliaan pohon.
Pemuliaan tanaman kehutanan memerlukan perencanaan yang matang agar diperoleh bibit yang berkualitas. Hal ini dikarenakan bibit yang akan ditanam di lapangan harus merupakan bibit yang rentan terhadap kondisi lingkungan dan tahan terhadap hama dan penyakit tanaman. Untuk memperoleh bibit yang berkualitas perlu dilakukan proses seleksi. Proses seleksi ini dapat dilakukan saat akan melakukan persemaian (seleksi benih) dan saat akan melakukan penanaman (seleksi bibit).
Perbenihan sendiri merupakan pengadaan bibit dan bahan tanam yang diperoleh secara generative maupun vegetative. Secara generative, benih dapat diperoleh dari tegakan benih teridentifikasi, tegakan benih terseleksi, areal produksi benih, maupun kebun benih semai. Sedangkan secara vegetative, benih dapat berasal dari kebun benih klonal maupun kebun pangkas.
Sementara itu, seleksi bibit juga diperlukan untuk mengurangi tingkat kematian bibit di lapangan, sehingga bibit yang ditanam benar-benar merupakan bibit yang tahan terhadap kondisi lingkungan, hama dan penyakit. Dengan demikian tingkat keberhasilan penanaman akan lebih tinggi dibanding penanaman yang tanpa proses seleksi. Untuk itu diperlukan kajian mengenai proses seleksi benih dan bibit ini agar diperoleh pengetahuan mengenai teknik seleksi benih dan bibit yang tepat cara dan tepat guna dalam kegiatan pemuliaan tanaman kehutanan. Pengetahuan mengenai perbenihan pinus dan tanaman hutan lainnya dirasa sangat penting untuk dibahas dan dipelajari agar mengetahui perbedaan yang terjadi dari kedua jenis perbanyakan tersebut. Sehingga di kemudian hari dapat dikuasai materi yang berguna saat di lapangan.

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1.      Mahasiswa mampu membedakan masing-masing sumber benih
2.      Mahasiswa mampu merencanakan tempat untuk menjadi sumber benih
3.      Mahasiswa mampu melakukan kegiatan pemeliharaan sumber benih hutan
4.      Mahasiswa mampu melakukan penanganan benih hutan (seed handling).
5.      Mahasiswa mampu memahami kegiatan di KBS





BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


Perbenihan tanaman hutan merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembangunan sumberdaya genetic maupun pemuliaan tanaman hutan. Dalam hal ini termasuk juga pengadaan dan peredaran benih dan bibit dan sertifikasi. Sedangan benih merupakan bahan tanaman berupa bahan generative (biji) atau vegetative yang dipergunakan untuk mengembangbiakkan tanaman hutan (Sagala, 2006).
Keberhasilan dan kualitas tanaman sangat bergantung pada sumber benih yang digunakan. Benih dari areal produksi benih (APB) yang terbaik dapat meningkatkan volume 5-12 % dibandingkan benih dari tegakan benih. Penggunaan benih dari kebun benih klonal dapat menghasilkan peningkatan volume 5-10% dibandingkan dengan APB. Sedangkan penggunaan benih dari kebun benih klonal dapat menghasilkan peningkatan volume sebesar 12% dibandingkan dengan tegakan benih (Kartasaeputra,1986).
Seleksi pohon merupakan suatu proses pemurnian hutan yang dilakukan dengan memilih individu-individu pohonn dengan sifat tertentu dan baik, serta disukai untuk dikembangbiakkan. Sifat-sifat pohon yang biasanya diseleksi antara lain tinggi pohon yang unggul, diameter pohon yang unggul dari program pemuliaan dan pada kegiatan penetapan pohon-pohon induk untuk membangun TB, APnB, KBS dan KBK (Indriyanto,2008).
 Pinus merkusii dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur, tanah berpasir dan tanah berbatu. Daunnya dalam berkas dua dan berkas jarum (sebetulnya adalah tunas yang sangat pendek yang tidak pernah tumbuh) pada pangkalnya dikelilingi oleh suatu sarung dari sisik yang berupa selaput tipis panjangnya sekitar 0,5 cm. Sisik kerucut buah dengan perisai ujung berbentuk jajaran genjang, akhirnya merenggang; kerucut buah panjangnya 7-10 cm. Biji pipih berbentuk bulat telur, panjang 6-7 mm, pada tepi luar dengan sayap besar, mudah lepas (Vivekandan, 2003).  

BAB III

METODOLOGI KERJA


Praktikum ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal     : Selasa, 29 November 2016
Waktu               : Pukul 08.00 WIB – Selesai
Tempat              : KBS Pinus, RPH Sumber Jati, BKPH Sempolan, KPH Jember    

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
Alat     : Alat tulis, kamera, Kuisioner
Bahan  : KBS pinus

Adapun cara kerja dalam ppraktikum ini meliputi:
1.      Mendengarkan penjelasan pemateri
2.      Menanyakan hal-hal yang kurang jelas
3.      Mencatat hal-hal penting mengenai isi praktikum

Metode pengumpulan data dalam praktikum ini adalah dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada pemateri di lapangan.



BAB IV

PEMBAHASAN


Berikut ini adalah data di lapangan yang berdasarkan penjelasan Bapak Sukaharja. Lokasi KBS berada di RPH Sumberjati BKPH Sempolan KPH Jember. KBS dibangun pada tahun 1978 – 1983. Diambil dari 1000 pohon pinusterbaik di Jawa. Pada tahun 1978 ditaman sebanyak 200 bibit. Selanjutnya pada tahun 1979 160 bibit ditanam dan 40 bibit yang ditanam pada tahun 1978 dilakukan pengontrolan. Begitupun seterusnya hingga tahun 1983. Dari tahun 1978 hingga 1983 dilakukan 16 kali penanaman. Setiap penanaman dilakukan dengan jarak tanam 4 x 4 m seluas 16 hektar. Bisa dihitung bahwa luas keseluruhan dari kebun benih semai adalah 96 hektar. Perlakuan yang sama juga dilakukan pada 3 lokasi dengan asal benih yang sama. Lokasi tersebut meliputi Baturaden (800 mdpl), Sumedang (1200 mdpl) dan Jember (600 mdpl). Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengetahui lokasi terbaik yang sesuai untuk KBS pinus. Selanjutnya dilakukan penjarangan terseleksi. Pada umur 5 tahun, untuk masing-masing famili dilakukan penjarangan 2 poho terjelek. Pada umur 10 tahun, masing-masing famili yang tersisa, dijarangi lagi 1 yang terjelek sehingga tersisa 2 pohon dari masing-masing famili. Yang terakhir dilakukan seleksi untuk menentukan klon dari famili terbaik untuk dijadikan indukan plus.
Pada pohon pinus di KBS tersebut, diberikan kode angka. Fungsinya adalah untuk memudahkan dalam melakukan identifikasi. Berikut ini adalah gambaran kode angka pada pohon pinus beserta keterangannya.

VI
à Nomor Blok
292
à Nomor Famili
54
à Nomor Sensus

Tujuan dibuatnya kebun benih semai ini adalah untuk mendapatkan bibit yang unggul, tahan hama penyakit dan pertumbuhan cepat. Sedangkan sasarannya adalah untuk mengetahui asal muasal anakan yang ditanam Dengan kata lain, indukan dari anakan dapat diketahui dengan jelas.
Pemeliharaannya KBS tersebut berupa melakukan pendangiran sewaktu masih kecil yaitu 2 kali setahun, Selain itu juga dilakukan babat tumbuhan bawah dan tumbuhan pengganggu, melakukan pemupukan. Melakukan penjarangan terseleksi. Penjarangan tersebut dilaksanakan pada umur 5 tahun, pada masing-masing famili dijarangi 2 klon terjelek. Pada umur 10 tahun, pada masing-masing famili dijarangi 1 klon terjelek. Pada umur 15 tahun, pada masing-masing famili dijarangi 1 klon terjelek. Sehingga didapatkan 1 klon terbaik.
Alur pembuatan KBK diawali dengan pemilihan klon-klon unggulan yang terpilih dan terseleksi. Kemudian perbanyakannya dilakukan menggunakan metode bajos. Penanaman awal dilakukan pada tahun 1995 dan tahun selanjutnya adalah tahun 2001.  Metode Bajos dilakukan dengan cara melukai bagian pada tanaman pinus dan dibiarkan hingga berkalus. Kemudian ditanam di lapang. Peta ini hanya sebuah petak percobaan dengan jumlah tegakan sekitar 500 pohon.
Kegiatan pemanenan sudah dapat dilakukan pada pinus yang berumur 9 tahun. Waktu terbaik untuk melakukan pemanenan adalah pada malam hari. Proses pengunduhan dilakukan dengan manual yaitu dengan memanjat. Jika benih akan disimpan lama, waktu pengundunhan yang tepat adalah pada bulan kering yaitu april - juni. Jika benih akan langsung disemai, maka pengunduhan terbaik dilakukan pada bulan basah yaitu bulan agustus - september.
Buah pinus masak memiliki ciri sebagai berikut:
a.       Berwarna coklat tua
b.      Sayap berwarna coklat
c.       Ukurannya tidak selalu besar

Terdapat perbedaan Bunga Jantan dan Betina pada pinus. Berikut ini adalah perbedaan yang terdapat diantara keduanya.
a.       Pada bunga jantan:
·         Warna kekuningan
·         Berada di bawah
·         Jika sudah menyerbuki menjadi layu

b.      Pada Bungan betina:
·         Warna keunguan
·         Berada di atas
·         Jika sudah diserbuki akan menutup

Benih yang dipanen secara manual dengan cara dijanjat, kemudian dikumpulkan dan dipisahkan dengan buahnya. Kemudian dilakukan pemisahan menurut tingkat kemasakannya. Untuk yang sudah masak dapat langsung dijemur. Sedangkan untuk yang belum masak, diperam selama 5 – 10 hari, kemudian dijemur. Setelah dilakukan penjemuran, selanjutnya biji-biji pinus diuji kadar air dan daya kecambahnya. Lalu dilakukan pengemasan. Setelah dikemas, selanjutnya disimpan pada suhu dingin 2-5°C di DCS.

Benih pinus yang bagus memiliki ciri-ciri yang jelas dan kasat mata, yaitu berwarna coklat dan berbentuk seperti telur puyuh. Sebelum benih dikemas, benih dlakukan daya kecambah dengan media kertas merang. Diambil 200 biji setiap kali panen kemudian di uji kecambah dengan kertas merang, kemudian dimasukkan ke oven. Kemudian ditunggu 8 sampai 9 hst sampai berkecambah. Tujuannya adalah mengetahui persentase perkecambahan pada benih pinus.

Kendala dalam kegiatan pemanenan yaitu cuaca yang kurang mendukung, terlalu sering diguyur hujan, sehingga tidak dapat dilakukan pemanenan.



BAB V

PENUTUP


Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1.      KBS Sumberjati di bangun pada tahun 1978 – 1983.
2.      Tujuan pembangunan KBS yaitu untuk mendapatkan benih unggul, bermutu tinggi, tahan penyakit dan pertumbuhannya cepat.
3.      Pemeliharaan yang dilakukan di KBS adalah pendangiran, pembersihan tumbuhan pengganggu, pemupukan dan penjarangan seleksi.
4.      Benih pinus yang baik, berwarna coklat dan berbentuk seperti telur puyuh.
5.      Pemanenan dilakukan secara manual.
6.      Perlakuan benih dari panen sampai simpan meliputi pengumpulan, sortasi, penjemuran, uji kadar air dan daya kecambah, pengemasan, dan penyimpanan.

Seharusnya teknologi dalam pengunduhan dapat dikembangkan sehingga memudahkan dalam proses maupun kegiatan pengelolaan benih.



DAFTAR PUSTAKA


Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta
Kartasaeputra. 1986. Teknologi Benih, Pengelolaan Benih dan Tuntunan Praktikum. Bina Aksara. Jakarta
Sagala. 2006. Mengelola Lahan Kehutanan Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta
Vivekandan, 2003. Budidaya Pinus Merkusii. Food and Agriculture Organization Nation. Sri Langka



LAMPIRAN

 








Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PRAKTIKUM INVENTARISASI TEGAKAN SEBELUM PENEBANGAN (ITSP)

CONTOH SUSUNAN ACARA KULIAH TAMU

Chord Fisip Meraung - Mbokku